Kepulauan Mentawai terkenal dengan keindahan pantainya.
Ombaknya yang tinggi bisa dimanfaatkan untuk kegiatan selancar (surfing).
Selancar merupakan ikon kepulauan Mentawai yang telah dikenal di seluruh dunia. Beberapa kali telah digelar kompetisi surfing internasional di sini. Tidak kurang dari 400 "Spot Surfing" (titik selancar) yang dapat dijadikan lokasi berselancar.
Aktivitas selancar bisa dilakukan di beberapa pantai yang terdapat di kepulauan Mentawai. Adapun pantai-pantai tersebut adalah: Pantai Nyangnyang, Pantai Karang Bajat, Pantai Karoniki, dan Pantai Pananggelat Mainuk yang semuanya terletak di Kecamatan Siberut Selatan. Selain di Kecamatan Siberut Selatan, di Kecamatan Sipora juga terdapat beberapa pantai seperti Pantai Katiet Bosua dan Pantai Selatan. Sedangkan di Kecamatan Pagai Utara terdapat Pantai Barat.
Ombaknya yang tinggi bisa dimanfaatkan untuk kegiatan selancar (surfing).
Selancar merupakan ikon kepulauan Mentawai yang telah dikenal di seluruh dunia. Beberapa kali telah digelar kompetisi surfing internasional di sini. Tidak kurang dari 400 "Spot Surfing" (titik selancar) yang dapat dijadikan lokasi berselancar.
Aktivitas selancar bisa dilakukan di beberapa pantai yang terdapat di kepulauan Mentawai. Adapun pantai-pantai tersebut adalah: Pantai Nyangnyang, Pantai Karang Bajat, Pantai Karoniki, dan Pantai Pananggelat Mainuk yang semuanya terletak di Kecamatan Siberut Selatan. Selain di Kecamatan Siberut Selatan, di Kecamatan Sipora juga terdapat beberapa pantai seperti Pantai Katiet Bosua dan Pantai Selatan. Sedangkan di Kecamatan Pagai Utara terdapat Pantai Barat.
Olah raga selancar biasanya dilakukan pada bulan April sampai bulan Oktober. Mengingat, pada bulan-bulan tersebut ombak di kepulauan Mentawai mencapai titik puncaknya dan para peselancar bisa manfaatkannya untuk kegiatan berselancar. Sedangkan pada bulan November sampai bulan Maret, ombak di kepulauan Mentawai tidak begitu tinggi, sehingga tidak cukup menantang untuk digunakan kegiatan berselancar.
Kegiatan berselancar ini berlokasi di 3 kecamatan, diantaranya adalah Kecamatan Siberut Selatan, Kecamatan Sipora dan Kecamatan Pagai Utara yang masuk dalam Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Indonesia.
Lokasi objek wisata selancar ini dapat dijangkau dengan kapal motor dan pesawat perintis. Jika menggunakan kapal, perjalan ditempuh selama 14 jam dengan rute Padang- Sipora-Muara Siberut dengan biaya kira-kira antara Rp. 200.000-Rp. 300.000,- per orang /2008-2009
Untuk memasuki Kepulauan Mentawai para wisatawan bisa menggunakan jasa pemandu atau menggunakan jasa operator tour. Untuk penginapan, di Kepulauan Mentawai tersedia penginapan di sepanjang pinggir pantai.
Wisata Indonesia Surga Dunia
Selain cantik, Mentawai juga berperan penting bagi konservasi. Sejak tahun 1981, Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Pulau Siberut di Mentawai sebagai salah satu cagar biosfer sehingga keberadaannya harus dilindungi dan dijauhkan dari eksploitasi.
Keeksotisan Siberut ditambah adanya empat primata endemik Mentawai, yaitu simakobu atau monyet ekor babi (Simias concolor), bilou atau siamang kerdil (Hylobates klosii), joja atau lutung mentawai (Presbytis potenziani), dan beruk mentawai (Macaca pagensis).
Untuk meneliti kekayaan primata Mentawai ini, Pusat Primata Universitas Gottingen, Jerman, bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor mendirikan Proyek Konservasi Siberut.
Terabaikan
Namun, berbagai keunggulan itu seolah belum mampu membuat negara untuk melihat Mentawai secara lebih serius. Fasilitas umum seperti kesehatan dan pendidikan di daerah kaya itu umumnya masih terbengkalai. Aliran listrik dan jalan amat terbatas.
”Dinas Pariwisata belum pernah datang ke sini. Jika ada wisatawan yang datang, ya sudah, kami tangani sendiri,” kata Sekretaris Desa Madobag Matheu Sabaggalek.
Akibatnya lebih jauh, warga tidak hanya belum memiliki panduan yang jelas untuk mengelola daerahnya. Sejumlah aset di daerah itu juga mulai dikelola orang asing, seperti resor mewah di sejumlah lokasi selancar. ”Tanah resor itu masih milik warga Mentawai. Namun, karena tidak tahu dan tidak memiliki modal untuk mengelolanya, lalu disewakan ke orang asing,” kata Matheu.
Matheu juga menceritakan, sudah ada turis Kanada yang menawarkan diri untuk memberikan modal menata air terjun Kulu Kubuk yang ada di daerahnya. ”Turis itu sudah menawarkan Rp 25 juta sebagai modal, dan pengelolaannya tetap diserahkan ke kami. Namun, warga yang punya tanah masih belum memperbolehkan,” kata Matheu.
Negara perlu mengatur jangan sampai kekayaan alam ini jatuh ke tangan asing, antara lain membekali kemampuan masyarakat setempat mengelola kawasan mereka. Jika tidak, kekayaan alam Mentawai nan cantik ini sangat mungkin diserahkan pengelolaannya ke tangan asing. Bila demikian, apa arti makna kehadiran negara Indonesia di Mentawai?
Post a Comment